Monday, March 8, 2010

Pesanan Rasulullah SAW Kepada Saidatina Fathimah Az-Zahra R.H

Hingga kini, dunia masih terus mengenangnya. Tidak sedikit tetes air mata mengalir tatkala mengingat kebesarannya. Malu rasanya membandingkannya dengan keadaan kita saat ini. Rasa terharu seketika apabila membaca kembali kisah-kisah perjuangannya; ketika dengan penuh kasih sayang ia mengusap darah suaminya semasa perang dan merawatnya dengan penuh perhatian; saat ia mengambil air sendiri dengan berjalan jauh hingga membekas di dadanya; begitu beraninya ia menginap di rumah Rasulullah SAW sementara 'Ali suaminya, menggantikan tempat tidur Muhammad SAW saat orang-orang kafir Quraisy mengepung.


Fathimah Az Zahra sangat besar perjuangannya. Tidaklah berlebihan jika Rasulullah SAW menegaskan, atas dasar kecintaannya, bahwa manusia pertama yang kelak duduk mendampinginya di surga tidak lain adalah Fathimah. Dia adalah puteri dari seorang yang suci. Dia sendiri suci. Dari rahimnya yang suci, kita pernah mendengar nama besar Hasan dan Husain. Ia juga melahirkan Zainab yang dari keturunannyalah kelak Imam Syafi'i mendapat tempat dan perlindungan.


Imam Nawawi Al Bantani pernah menuliskan keagungan Fathimah Az Zahra ketika berbicara masalah hak dan kewajiban suami isteri bersama Rasulullah SAW . Nabi SAW bersabda kepada puterinya; Hai Fathimah, setiap isteri yang membuatkan tepung untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah mencatat baginya memperoleh kebajikan dari setiap butir biji yang tergiling, dan menghapus keburukannya serta meninggikan darjatnya.


Hai Fatimah, setiap isteri yang berkeringat di sisi alat penggilingnya karena membuatkan bahan makanan untuk suaminya, maka Allah memisahkan antara dirinya dan neraka sejauh tujuh hasta.


Hai Fatimah, setiap isteri yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisirkan rambut mereka dan mencucikan baju mereka, maka Allah mencatatkan untuknya memperoleh pahala seperti pahala orang yang memberi makan seribu orang yang sedang kelaparan, dan seperti pahala orang yang memberi pakaian seribu orang yang telanjang.


Hai Fatimah, tetapi yang lebih utama dari semua itu adalah keridhaan suami terhadap isterinya. Sekiranya suamimu tidak meridhaimu, tentu aku tidak akan mendo'akan dirimu. Bukankah engkau mengerti, hai Fatimah, bahawa ridha suami itu menjadi bahagian dari ridha Allah, dan kebencian suami merupakan bahagian dari kebencian Allah.


Hai Fatimah, manakala seorang isteri mengandung, maka para malaikat memohon ampun untuknya, dan setiap hari dirinya dicatat memperoleh seribu kebajikan dan seribu keburukannya dihapus. Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang melahirkan) maka Allah mencatatkan untuknya memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Apabila ia telah melahirkan, dirinya terbebas dari segala dosa seperti keadaannya setelah dilahirkan ibunya.


Hai Fatimah, setiap isteri yang melayani suaminya dengan niat yang benar, maka dirinya terbebas dari dosa-dosanya seperti pada hari dirinya dilahirkan ibunya. Ia tidak keluar dari dunia (yakni mati) kecuali tanpa membawa dosa. Ia menjumpai kuburnya sebagai taman surga. Allah memberinya pahala seperti seribu orang yang berhaji dan berumrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan untuknya hingga kiamat. Setiap isteri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam hari disertai hati yang baik, ikhlas dan niat yang benar, maka Allah mengampuni dosanya. Pada hari kiamat kelak dirinya diberi pakaian berwarna hijau, dan dicatatkannya untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhnya dengan seribu kebajikan, dan Allah memberi pahala kepadanya sebanyak seratus pahala orang yang berhaji dan berumrah.


Hai Fatimah, setiap isteri yang tersenyum manis di muka suaminya, maka Allah memperhatikannya dengan penuh rahmat.


Hai Fatimah, setiap isteri yang menyediakan diri tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, maka ada seruan yang ditujukan kepadanya dari langit. "Hai Wanita, menghadaplah dengan membawa amalmu. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang berlalu dan yang akan datang."


Hai Fatimah, setiap isteri yang meminyaki rambut suaminya demikian pula janggutnya, mencukur kumis (misai) dan memotong kuku-kukunya, maka Allah kelak memberi minum kepadanya dari rahiqil makhtum (tuak jernih yang tersegel) dan dari sungai yang ada di syurga. Bahkan Allah kelak akan meringankan beban sakaratul maut. Kelak dirinya akan menjumpai kuburnya bagaikan taman surga. Allah mencatatnya terbebas dari neraka dan mudah melewati sirath (titian). Wallahu’lam.....

Sekadar Perkongsian Untuk Muslimat.........


0 comments:

Mahasiswa Pendidik Pencetus Revolusi

Mahasiswa Pendidik Pencetus Revolusi

Dulu, Kini dan Selamanya...

Dulu, Kini dan Selamanya...

### salam ukhwah ###....

My Photo
Mujahideen
Dilahirkan pada 30 Ogos 1984, anak ke 2 dr 6 adik bradik. sekarang menuntut di Universiti Pentarbiyahan Syuhada' Islam,program pendidikan moral. erm...stakat tu je kot :-) "kadangkala kite perlu menangis supaya kite sedar hidup ini bukan sekadar utk ketawa, namun, kite juga perlu ketawa, supaya kite sedar betapa bernilainya setitis air mata...."
View my complete profile

MUTIARA KATA

Menurut perspektif Islam, wanita adalah pelengkap kepada lelaki, sekali gus memelihara keseimbangan ciptaan Allah s.w.t. Malah Rasulullah s.a.w memartabatkan kaum wanita pada kaca mata Islam sebagai perhiasan dunia yang paling indah dan unik. Ini sebagaimana sabda Baginda bermaksud: "Dunia ini penuh perhiasan dan perhiasan yang paling indah ialah wanita yang solehah." - (Riwayat Muslim)

bicara siswa

Followers

Nasyid FM

Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all