Bismillah walhamdulillah… Alangkah indahnya sesebuah keluarga itu, apabila anggota keluarga diberi waktu dan kesempatan untuk sama-sama duduk mendiskusikan berbagai persoalan berkaitan keluarga atau pelbagai isu2 ilmiah, maka itulah pertanda bahawa keluarga tersebut mempunyai keutuhan ikatan kekeluargaan, dan saling bekerjasama dalam mewujudkan keluarga yang sakinah mawadah dan rahmah.
Tidak perlu diragukan lagi, bahawa laki-laki yang diberi amanah kepemimpinan dalam rumah tangga adalah orang yang paling bertanggung jawab, penentu segala keputusan. Tetapi dengan memberikan kesempatan kepada ahli keluarga yang lain, terutamanya kepada anak-anak yang menginjak dewasa maka hal itu akan merupakan pendidikan tanggung jawab kepada mereka, di samping semua akan merasa lepas dan lapang dengan perasaannya, karana pendapat mereka didengar dan dihargai. Misalnya, dengan mendiskusikan soal umrah pada bulan Ramadhan atau isu-isu semasa yang berkaitan agama pada hari ini, berbincang ttg perancangan ke rumah saudara mara untuk menyambung silaturrahim, penyelenggaraan walimah pernikahan, aqiqah, pindah rumah, projek-projek sosial seperti penghitungan jumlah fakir miskin sekampung untuk pemberian bantuan atau pengiriman makanan kepada mereka, demikian juga diskusi tentang kemelut keluarga, kerabat dan bagaimana untuk membentuk keluarga yang bahagia.
Perlu juga diingatkan kepada bentuk lain dari pertemuan yang penting untuk diselesaikan, yakni “Pertemuan Keterbukaan” antara kedua orang tua dan anak-anak. Beberapa kesulitan yang dihadapi oleh anak-anak yang telah baligh terkadang tidak mungkin untuk diselesaikan kecuali melalui pertemuan pribadi. Misalnya, bapa dengan anak laki-lakinya memperbincangkan secara terbuka berbagai persoalan yang berkaitan problem anak remajanya dan hukum-hukum baligh. Demikian pula halnya ibu dengan puterinya membincangkan persoalan-persoalan tersebut sekaligus mengajarkannya hukum-hukum yang berkaitan dengan wanita baligh.
Bapa dan ibu hendaknya berusaha semampu mungkin membantu memecahkan problem anak-anaknya terutama pada masa mereka masih remaja. Hal itu misalnya biasa dilakukan dengan menggunakan bahasa-bahasa yang menarik, seperti “ketika saya masih seumur kamu …”, sehingga mudah diterima.
Tidak adanya pertemuan semacam ini terkadang menjadikan sebahagian anak-anak menjalin persahabatan dengan teman-teman yang tidak baik, yang pada akhirnya menimbulkan masalah yang besar didalam rumah tangga. Wallahu A’lam.
0 comments:
Post a Comment